Untuk
yang tercinta Ibunda Hikmawati AS
dan Ayahanda Ilham Badawi,
Ya Allah, rendahkanlah suaraku bagi mereka, perindahlah ucapanku
di depan mereka, lunakkanlah watakku terhadap meraka dan lembutkanlah hatiku
untuk mereka.
Ya Allah, berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya atas
didikan mereka padaku dan pahala yang besar atas kesayangan yang mereka
limpahkan padaku, peliharalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku.
Ya Allah, apa saja gangguan yang telah merasa rasakan,atau
kesusahan yang mereka derita karena aku, atau hilangnya sesuatu hak mereka karena
perbuatanku, jadikanlah itu semua penyebab rontoknya dosa-dosa mereka,
meningginya kedudukan mereka dan bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan
perkenan-Mu,
Ya Allah sebab hanya engkaulah yang berhak membalas kejahatan
dengan kebaikan berlipat ganda.
Ya Allah, bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
izinkanlah mereka memberi syafa’at untukku.
Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku, maka
izinkanlah aku memberi syafa’at untuk mereka, sehingga kami semua berkumpul
bersama dengan santunan-Mudi tempat kediaman yang dinaungi
kemulian-Mu,ampunan-Mu serta rahmat-Mu..
Untuk Ibundaku,
terima kasih untuk semua pengorbanan besarmu padaku, mulai saat mengandungku 9
bulan, melahirkanku, menyusuiku, membesarkanku, hingga berusia 19 tahun kini
dan belum sempat membalas semua itu hingga Engkau berpulang kembali ke
pangkuanNya.
Entah mengapa ibu, setiap aku menangis, namamu selalu nomor.1
yang muncul di benak pikiranku untuk mengadu.
Ibu, MAAF. aku belum bisa membalas
ikhlasmu , aku belum bisa membuatmu bangga , aku belum bisa membuatmu
bahagia ..
Ibu, Selalu aku layangkan doa untukmu
di sana ibu.
Dan semoga engkau tahu, aku disini merindukan pelukanmu seperti
dulu. Menenangkan segala gelisah, menyenangkan segala resah : '(
Terima kasih ibu untuk Cinta, Airmata dan Doamu :*
Untuk Ayahandaku,
Terima Kasih telah membesarkanku hingga kini tumbuh besar menjadi gadis belasan
tahun yang kadang keras kepala. Kadang tidak penurut, kadang bandel dan tidak
mau mendengar katamu, kadang berbohong (MAAF),
Ayahandaku, Pemimpin yang berkarakter
sederhana.
Semakin tua, semakin terlihat tampan dari wajahnya yang
berwibawa.
Seseorang yang tak pandai untuk menangis saat ia di landa
kesedihan
Seseorang yang tak akan bisa untuk marah lama-lama. Walau dia
hanya diam, dalam hatinya ia sudah memaafkan.
Mencintaimu Ayah, ialah pelajaran terbaik untuk belajar
memahami, dan mengenal kerasnya hidup melalui kelembutan cinta.
Mencintaimu Ayah ialah pelajaran yang terbaik untuk belajar
bagaimana mandiri, tanggung jawab, disiplin dan tak lelah.
Terimakasih Ayah, engkau buat aku berdiri sendiri dengan
kesulitan agar aku dapat menaklukan kerasnya kehidupan ini.
TerimakasihAyah, di balik tangan kasarmu, tersimpan cinta atas
pengorbanan untuk kami anak-anakmu
Tuhan, terima kasih untuk anugerah dari segalanya.
Ajarkan kami untuk pandai bersyukur kepadaMu, agar kami selamat
dunia dan ahirat kelak.
Tuhan, terima kasih untuk rezeki, ilmu dan rasa syukur yang tak
lupa kami panjatkan kepadaMu, bahwa Engkau pemilik segalanya.
Amin ya Rabbal alamin .
“Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii
shagiiraa”.
Makassar, 26 Januari 2012



0 komentar:
Posting Komentar