LEBAI atau yang tulisan lebainya : L3b4yYy / lebaiiii / atau lebayyyy sangat populer pada tahun 2011. Entah dari mana asal kata itu. Berdasarkan sejarah yang dilebai-lebaikan, lebai awalnya keluar dari mulut seorang anak muda yang tidak mau disebutkan namanya. Semacam ekspresi tanggapan terhadap sikap seseorang yang dianggap berlebihan atau lebih sedikit atau terlalu dilebihkan. Masalahnya, kata "Lebih" yang digunakan sebagai ukuran hanyalah semacam variabel yang sangat tidak jelas. Dari ukuran apa sesuatu dikatakan lebih dari yang lain?. Siapa yang menyatakan bahwa sesuatu itu lebih dari yang lain?. jadi mari kita lihat lebai dari berbagai sisi dan kemungkinan terbesar yang akan kita kaitkan dengan ilmu psikologi.
1. Standarisasi Ke-Lebai-an
Lebai paling populer di kalangan anak muda. Sehingga kasus lebai ruang lingkupnya adalah masalah-masalah anak muda (tapi bisa juga untuk usia yang lain). Dan tak dapat dipungkiri lagi masalah-masalah anak muda yang paling banyak bersinggungan dengan lebai adalah ehm.. ehm.. "Cinta". Contoh kasus
kasus1 :
"Kamu di mana yank?"
"Di hatimu..."
(Jawaban yang sejujurnya paling membosankan sedunia) >>> tanggapan orang-orang yang dingin dan sangat dekat dengan hal-hal logis.
(To twiiiiiiiiit....) >>> ini tanggapan orang yang biasanya simple dan suka ketawa-ketiwi. mungkin masih sedikit labil.
(Dasar anak muda, apa tidak ada kata-kata yang lain yang lebih bagus) >>> Jelas, orang tua.
(.....) >>> sudah basi dan sangat biasa. mungkin golongan ini yang paling banyak.
kasus2 :
"Jangan pergi..."
"Saya harus pergi..."
"Jangan..."
"Harus..."
"Emangnya kenapa?"
"Aku nggak bisa hidup tanpamu"
(Jawaban paling bodoh sedunia) >>> Sama seperti komen pertama kasus 1.
(Kalau pacarnya sudah pergi pasti dia selingkuh lagi) >>> biasanya orang yang suka analisa kecil-kecilan.
Cukup untuk dua kasus saja. Yang harus dipahami terlebih dahulu adalah standarisasi umum kelebaian yang dinilai dari orang-orang yang melihat, mengetahui kemudian menanggapi kandidat lebai tersebut. Memang kasus kasus seperti diatas "menggelikan". bagi hampir semua manusia. Tapi jika kita memandang dari jarak yang jauh hinggan kita bisa memantaunya secara keseluruhan, mungkin kita bisa berkesimpulan lain atau mengeluarkan tanggapan lain. berikut pembahasannya.
2. Mengapa Lebai?
a. Suasana hati. Tak dapat dipungkiri, ada saat-saat ketika banyak kata-kata yang ingin kita ungkapkan sampai-sampai kita tak dapat menyaringnya. Kita tak dapat menahannya dan lalai untuk menyembunyikannya dari seseorang yang seharusnya tidak tahu. Biasanya ketika kita mengalami "over happy" atau "over sad"
b. Karakter Berlawanan. Seorang dengan karakter tertentu sangat rentan diserang oleh orang yang memiliki karakter yang berlawanan dengannya. Mereka akan saling menuduh lebai.
c. Laki-laki vs Perempuan. Biasanya diam-diam saling mengatai lebai. Padaha seandainya mereka memahami apa yang ada pada diri mereka satu sama lain mungkin tanggapan masing-masing akan berbeda.
d. Bagian dari sifat dan karakter yang memungkinkan seseorang tampak dan atau menjadi lebai. Hal inilah yang paling banyak terjadi. Namun hal ini pulalah yang paling manusiawi. Kita tak tahu bagaimana suasana hati seseorang. Bagaimana pola pikirnya dan bagaimana pandangannya terhadap sesuatu. sebelum men-cap seseorang sebai the-Lebai, mungkin sangat bijak untuk terlebih dahulu mengenalinya dan mencoba memahami perasaannya.
e. Spontanitas, Gurauan dan bukan untuk serius. Ini juga banyak terjadi. Kata-kata atau tindakan yang lebai sengaja dibuat-buat untuk tujuan tertentu. :D
3. Bagaimana Menanggapinya?
Setiap orang pasti memiliki waktu, keadaan dan peristiwa yang akan membuatnya tampak lebai. Dan setiap orang akan mengatakan apa yang dia lakukan itu memiliki alasan terbaik dan pembelaan yang dianggapnya pas. Jadi sebaiknya lebai ditanggapi secara bijak
:D :D :D
Selasa, 15 Mei 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



2 komentar:
Tersengat lebay... hahahaha
haha lebai itu proses menuju kedewasaan ;) jangan malu untuk lebai. ihik
Posting Komentar