Kuseruput teh manis beraroma melati di balkon rumah, memandangi embun embun yang memancarkan kilaunya, di pucuk ranting, dan dedaunan. Kepulan uap teh, kicauan burung, aroma mekar bunga. ah romantisme pagi :)
Aku dengan malas menyandarkan kepala di kursi rotan tua yang beralaskan busa, menatap awan yang berarak, kepakan burung yang lincah terbang bersama kawanannya. Matahari belum terik, masih sehangat teh yang menyesap di tenggorokanku.
"Aku suka mengingatmu, pria hitam manisku, dalam hal-hal yang sederhana. Seperti pagi ini, saat secangkir teh berkata padaku, bahwa ia ingin sesekali kusuguhkan untukmu"



0 komentar:
Posting Komentar